ILMU PENDIDIKAN
Blog ini berisikan tentang ilmu pendidikan yang dapat diamnfaatkan sebagai sumber bacaan. Semoga Blog ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Terimakasih, salam hormat saya: Muhammad Hendra, S.Pd
Rabu, 14 September 2016
Sulabus Kurikulum 2013 Teknik Elektronika Industri
https://www.scribd.com/document/324007335/Silabus-Elektronika-Industri-SMK-doc
Jumat, 09 September 2016
Bahan Ajar Elektronika Digital
https://www.scribd.com/document/323432612/Uraian-Materi-Elektronika-Digital-2
Minggu, 19 Juni 2016
Rabu, 27 April 2016
Selasa, 26 April 2016
Senin, 25 April 2016
Minggu, 24 April 2016
Minggu, 17 April 2016
Teori Menjadi Pemimpin
MAKALAH
MATA
KULIAH TEORI ADMINISTRASI DAN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
“
Teori-teori yang Memunculkan Seseorang Menjadi Pemimpin ”
OLEH
KELOMPOK 9 :
MUHAMMAD
HENDRA
NIM
: 8156132083
Kelas AW2 AP Kepengawasan
Dosen Pengampu
Prof. Biner Ambarita, M.Pd
Dr. Sukarman Purba, M.Pd
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
telah dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini
dengan judul “Teori-teori yang Memunculkan Seseorang Menjadi Pemimpin”. Selanjutnya shalawat beserta salam semoga disampaikan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam setiap sikap
dan tindakan kita sebagai seorang intelektual muslim.
Penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Mata Kuliah Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Program Pasca Sarjana (S2)
Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Prof.
Biner Ambarita, M.Pd dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah, serta kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan serta masukan-masukan yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang
berharga bagi penulis untuk dapat merampungkan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun dari segi penggunaan bahasa yang jauh dari sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar memperbaiki
kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini.
Medan, Januari
2016
Wassalam
Penulis
Muhammad Hendra
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................... 1
A.
Latar
Belakang.......................................... 1
B.
Identifikasi
Masalah.................................2
C.
Tujuan....................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................3
A.
Konsep Kepemimpinan..............................3
B.
Teori-teori Lahirnya Seorang Pemimpin....4
C.
Syarat-syarat Kepemimpinan.....................10
BAB III PENUTUP ...........................................................12
A.
Kesimpulan..................................................12
B.
Saran............................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan
muncul bersamaan dengan peradaban manusia sejak zaman dahulu dimana orang-orang
berkumpul bersama dan bekerja bersama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya.
Sejak itulah terjadinya kerjasama antar manusia di dunia dan munculnya
unsur kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu
proses mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan
pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam
pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus
anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi
tercapai.
Pemimpin pada
hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan
kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan
tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, (1998) semakin banyak
jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan semakin besar potensi
kepemimpinan yang efektif.
Seorang pemimpin
harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki,
ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku
orang lain. Secara umum pemimpin dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu pemimpin
formal dan pemimpin informal. Dimana pemimpin formal harus memiliki kekuasaan
dan kekuatan formal yang ditentukan oleh organisasi, sedangkan pemimpin
informal walaupun tidak memiliki legitimasi kekuatan dan kekuatan resmi namun
harus memiliki kemampuan mempengaruhi yang besar yang disebabkan oleh kekuatan
pribadinya. Oleh karena itu, dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa
teori kepemimpinan.
Ambarita, dkk.
(2014 : 63) mengatakan bahwa teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan bebebrapa segi antara lain: Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan, kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia.
Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan pada setiap masa.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mencoba
membahas dan menuangkannya dalam sebuah Makalah dengan judul: " Teori-teori yang Memunculkan Seseorang Menjadi Pemimpin ".
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1.
Teori-teori apasaja yang
memunculkan seseorang menjadi pemimpin?
2.
Bagaimana konsep dasar seseorang
dapat menjadi pemimpin?
3.
Bagaimana syarat-syarat
seseorang menjadi pemimpin?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui teori-teori
apasaja yang memunculkan seseorang menjadi pemimpin.
2.
Memahami konsep
dasar seseorang dapat menjadi pemimpin.
3.
Mengetahui syarat-syarat
seseorang menjadi pemimpin.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai
subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun
mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun
spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan
di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan
hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/ pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut beberapa
ahli, antara lain:
1.
Kepemimpinan
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan (Shared Goal, Hemhiel &
Coons, 1957, 7).
2.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3.
Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta
pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).
4.
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit
demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin
organisasi (Katz & Kahn, 1978:528).
5.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
6.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama
dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281).
7.
Kepemimpinan adalah sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh
yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur
aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau
organisasi (Yukl, 1994:2).
B.
Teori-teori Lahirnya Seorang Pemimpin
Mengenai sebab-musabab
munculnya pemimpin telah dikemukakan berbagai pandangan dan pendapat yang mana
pendapat tersebut berupa teori yang dapat dibenarkan secara ilmiah, ilmu pengetahuan
atau secara praktek.
Para ahli teori
kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya seorang pemimpin.
Menurut
Sunindhia dan Ninik Widiyanti (1988:18) Dalam
hal teori
lahirnya seorang pemimpin terdapat
3 (tiga) teori
yang menonjol yaitu (1) teori genetik, (2)
teori sosial, (3) teori ekologik.
Menurut Ordway
Tead dalam buku Imam Mujiono (2002: 18) timbulnya
seorang pemimpin itu karena:
1.
Membentuk diri sendiri (self
constituted leader, self made man, born leader).
2.
Dipilih oleh golongan. Ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena
kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi.
3.
Ditunjuk dari atas. Ia menjadi pemimpin karena dipercayai dan disetujui
oleh pihak atasan.
Ambarita, dkk.
(2014 : 63) mengatakan bahwa teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain :
1.
Latar
belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan.
2.
Kepemimpinan
muncul sejalan dengan peradaban manusia.
3.
Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan pada setiap masa.
Selanjutnya
Ambarita, dkk (2014 : 64) dalam bukunya menjelaskan ada 3 (tiga)
teori kepemimpinan, yaitu:
- teori sifat.
- teori perilaku.
- teori situasional.
Menurut Suwatno dan Priansa (2011) hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi
pemimpin dapat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:
1.
Tradisi/ warisan: seseorang menjadi pemimpin, karena
warisan/ keturunan, misalnya raja atau ratu Inggris, dan Belanda.
2.
Kekuatan
pribadi baik karena alasan fisik maupun karena kecakapannya.
3.
Pengangkatan
atasan: seseorang menjadi pemimpin, karena diangkat oleh pihak atasannya.
4.
Pemilihan:
seseorang menjadi pemimpin, karena berdasarkan konsep penerimaan (acceptance theory) anda menjadi pemimpin dan kami akan menaati
instruksi anda.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka munculnya pemimpin dapat dijelaskan dalam beberapa teori-teori sebagai berikut:
1.
Teori Genetik
Penganut teori genetik ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan
dan bukan dibentuk” (Leaders are born and not made).
Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan”
atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi,
karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki
potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor
“dasar”.
Dalam
realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan
bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka
seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
2.
Teori Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang-orang
tertentu yang memang "dilahirkan untuk memimpin". Menurut teori ini, seorang pemimpin besar
dilahirkan dengan karakteristik tertentu seperti karisma, keyakinan, kecerdasan
dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai pemimpin alami.
Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk
memimpin adalah sesuatu yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat.
Teori ini menggambarkan seorang pemimpin yang heroik dan ditakdirkan untuk
menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.
3.
Teori Sifat
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan
ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin.
Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku
yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,
kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa
dikaitkan dengan pemimpin besar.
Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari
kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memiliki
kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu
kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada
banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan
kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas
seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan
(antara lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara
sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral
dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri
atau perangai pemimpin, justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan
yang menerapkan prinsip keteladanan.
4.
Teori Perilaku
Teori perilaku
disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetik. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan
dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders
are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha
penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak
menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin
tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam
mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
masing-masing.
Dasar pemikiran
pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Teori
ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan
bukan dari sifat-sifat (traits)
soerang pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk
diidentifikasikan.
Beberapa
pandangan para ahli, antara lain James Owen (1973) berkeyakinan bahwa perilaku
dapat dipelajari. Hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku
kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. Namun demikian
hasil penelitian telah membuktikan bahwa perilaku kepemimpinan yang cocok dalam
satu situasi belum tentu sesuai dengan situasi yang lain. Akan tetapi, perilaku
kepemimpinan ini keefektifannya bergantung pada banyak variabel.
Robert F. Bales
(Stoner, 1986) mengemukakan hasil pemelitian, bahwa kebanyakan kelompok yang
efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared leadership), seumpama satu orang menjalankan fungsi tugas dan anggota lainnya
melaksanakan fungsi sosial. Pembagian fungsi ini karena seseorang perhatian
akan terfokus pada satu peran dan mengorbankan peran lainnya.
5. Teori Ekologik
Penganut teori
ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik
“manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat
tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang telah dimiliki tersebut.
Jadi, inti dari
teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara
faktor keturunan, bakat dan lingkungan
yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik.
6. Teori
Situasional
Konsep teori situasional adalah bahwa kepemimpinan seseorang muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan
yang mengelilinginya. Pada saat tertentu
seseorang berfungsi sebagai pemimpin. Pada saat lain sebagai manusia yang
dipimpin. Bakat dan kemampuan seseorang dapat terwujud
hanya pada situasi tertentu. Teori ini adalah sintesis dari teori keturunan
yang mengatakan bahwa bakat adalah faktor dominan dan teori kejiwaan yang
berasumsi bahwa seseorang dapat menjadi pimpinan jika dibekali pengetahuan dan
sejumlah pengalaman yang memadai.
Contoh lain,
seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan A sukses memimpin organisasi
dengan kegiatan pokok B. Jika suatu saat dialihtugaskan ke organisasi lain dengan kegiatan pokok
C, kinerjanya mungkin tidak efektif.
Efektivitas
kepemimpinan menurut teori situasi dipengaruhi oleh 5 (lima) hal, yaitu:
a.
Faktor
manusia yang dipimpin.
b.
Fasilitas
yang digunakan.
c.
Jenis
kegiatan organisasi.
d.
Misi
organisasi.
e.
Situasi
lain yang mengitarinya.
7.
Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi
Penganut teori
ini berpendapat bahwa, ada 3 (tiga)
faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang dapat menjadi pemimpin atau tidak, yaitu:
a. Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.
b. Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan
yang pernah diperolehnya.
c. Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut
dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang
dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya,
kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi
pemimpin.
Semua teori di
atas dapat digunakan dalam pemunculan seorang pemimpin, tergantung pada situasi
dan kondisi yang ada. Seseorang yang memang “ditakdirkan” sebagai pemimpin pun,
jika tidak bersedia mengembangkan diri dalam berbagai proses yang melengkapi dirinya, tidak
akan bisa memimpin dengan baik. Tetapi semua bakat pemimpin itu tidak ada
gunanya jika ia tidak diberi kesempatan untuk memimpin.
C. Syarat-Syarat
Kepemimpinan
Konsepsi
mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 (tiga) hal antara lain:
1.
Kekuasaan
Ialah kekuatan,
otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi
dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2.
Kewibawaan
Ialah kelebihan,
keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu untuk akan mengatur orang lain, sehingga orang
tersebut patuh pada pemimpin dan tersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
3.
Kemampuan
Yaitu : segala
daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap
melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
Stoq Dill dalam
bukunya “Personal Factor Associated With
Leadership” menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan
yaitu :
a. Kapasitas.
b. Prestasi.
c. Tanggung jawab.
d. Partisipasi.
e. Status.
Menurut Sondang P
Siagian (1994:75-76), ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian, yaitu:
a. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,
rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas,
orientasi masa depan.
b. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang
tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif,
kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integrative.
c. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting,
keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Sedangkan
menurut Earl Nightingale dan Whitf Schult mengemukakan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan dan syarat sebagai berikut:
a. Kemandirian.
b. Rasa ingin tahu yang besar.
c. Multi-terampil
atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka
berkawan.
e. Selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
f. Mudah menyesuaikan diri (beradaptasi).
g. Sabar dan ulet.
h. Komunikatif serta pandai berbicara.
i. Berjiwa wiraswasta.
j. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan berani
mengambil risiko.
k. Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya.
l. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu
pengetahuan.
m. Memiliki motivasi tinggi.
n. Punya imajinasi tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan materi pada BAB II
yang telah dijelaskan secara rinci, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pemimpin
itu harus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan anggota-anggotanya.
Adab dengan kelebihan-kelebihan tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh
bawahannya serta yang paling lebih utama
adalah kelebihan moral dan akhlak.
2.
Teori
kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan berkaitan dengan makalah ini adalah :
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengetahui secara mendalam tentang teori-teori yang memunculkan seorang menjadi pemimpin serta ciri-ciri seorang pemimpin yang benar.
Dengan mengetahui hal tersebut, apabila seseorang ingin menjadi seorang
pemimpin maka akan mudah bagi mereka untuk menjalankan tugas sebagai seorang
pemimpin yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan,
Bandung; Alfabeta.
Ambarita, Biner dan Siburian,
Paningkat. 2013. Manajemen Pendidikan dan
Komunikasi, Bandung: Alfabeta.
Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta.
Sunindhia dan Ninik Widiyanti. 1988. Teori Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
https://www.academia.edu/7635333/8_teori_utama_kepemimpinan, Download Tanggal
17 November 2015.
http://www.catatanpendidik. web.id/2015/09/teori-teori-dan-model-kepemimpinan.html, Download Tanggal 17 November 2015.
http://communitystkip.blogspot.co.id/2013/10/teori-proses-lahirnya-pemimpin.html, Download Tanggal 17 November 2015.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/teori-teori-kepemimpinan,
Download Tanggal 17 November 2015.
Langganan:
Postingan (Atom)